by

Jangan Lupa ya Sama Perlengkapan seorang Jurnalis saat Liputan Berikut Ini

Untuk menjadi seorang wartawan dibutuhkan kemampuan menulis yang bagus. Lain daripada itu, perlengkapan seorang jurnalis juga harus dipenuhi, terutama ketika sedang mencari berita maupun saat sedang mewawancarai nara sumber terkait peristiwa tertentu.

Jangan sampai ketika sudah siap untuk melaksanakan tugas jurnalistik ternyata ada alat yang tidak tersedia. Tentunya ini hal yang sangat memalukan apalagi ketika narsum sudah kadung siap untuk diwawancarai. Maka dari itu, semua alat harus dipersiapkan jauh-jauh hari.

Kesiapsiagaan seorang jurnalis itu sangat penting demi deadline berita. Artinya, ketika sudah berjanji dengan nara sumber, maka perlengkapan interview-nya harus sudah tersedia. Pertanyaannya ialah, perlengkapan apa saja yang perlu dimiliki oleh seorang jurnalis? Nah, untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka silakan baca list berikut ini:

1. Kamera

humas - kamera wartawan potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Seorang jurnalis harus membawa kamera setiap melaksanakan tugasnya. Kalau dulu biasanya dalam bentuk kamera jinjing yang besar tetapi sekarang sudah ada handphone. Sekalipun demikian, aplikasi kamera yang digunakan harus bagus dan hasilnya terang. Karena jika buram itu akan mengganggu konten ketika berita telah diunggah.

Kamera dibutuhkan oleh seorang jurnalis untuk memotret peristiwa. Kadang juga digunakan untuk memoto narasumber yang sedang diwawancarainya. Jika tidak membawa kamera, tentunya yang ditampilkan kepada masyarakat hanya narasi saja. Bisa dipastikan informasi tersebut tidak akan dibaca orang karena kurang menarik.

2. Perekam Suara

wartawan dengan mikrofon dan kamera video di luar ruangan, closeup - rekam wartawan potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Seorang jurnalis dipastikan tidak melupakan perangkat perekam suara. Karena ini yang akan mempermudah proses pengambilan informasi dari narasumber secara lisan. Jika dulu wartawan mencatat menggunakan buku dan pensil. Sehingga terkadang ada yang tidak tertulis karena percakapan berlangsung cukup cepat.

Jika menggunakan perekam suara, tentunya semua pembicaraan nara sumber bisa terekam dengan baik. Akhirnya si wartawan sendiri bisa mengolahnya menjadi berita dengan lebih mudah. Kalau dulu, perekam suara ini berupa walk man. Terapi sekarang sudah bisa menggunakan handphone yang didekatkan kepada nara sumber yang sedang berbicara.

Baca Juga  Penyebab Semakin Maraknya Kasus Perundungan Seksual dan Pemerkosaan, Atasi dengan Cara ini!
3. Buku dan Pena

pengalaman profesional wawancara video bisnis - rekam wartawan potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Sekarang memang sudah jaman canggih bahkan alat tulis pun sudah dalam bentuk aplikasi. Akan tetapi seorang jurnalis tetap harus menyiapkan buku dan pena di dalam tasnya. Karena suatu saat buku tersebut dibutuhkan terutama ketika ponsel mati pada saat sedang merilis peristiwa.

Di sisi lain, kertas tersebut juga akan digunakan untuk mencatat peta konsep penulisan. Termasuk menyusun kronologis peristiwa sehingga ketika dijadikan berita terjadi pemahaman penulisan yang ideal. Tentunya sangat memalukan jika tulisan seorang jurnalis justru membingungkan pembaca.

Jurnalis itu tidak hanya menulis sebuah berita sesuai hasil wawancara dengan narasumber saja. Akan tetapi, sekali waktu juga perlu membuat opini, esai maupun artikel jenis lain yang lahir dari analisis-analisisnya. Nah, kertas dan pena dibutuhkan untuk membuat peta konsep tulisan tersebut. Sehingga ketika sudah tiba di kantor tinggal diketikkan ke komputer atau laptop.

4. ID Card Wartawan

wanita dengan mikrofon dan kartu akreditasi pers, lulus media untuk jurnalis - id card wartawan potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Menjadi seorang jurnalis adalah pekerjaan yang cukup serius sehingga tidak boleh dilakukan sembarangan. Untuk itu, identitas si wartawan harus jelas dan ketika diminta oleh narasumber harus bisa ditunjukkan. Ini yang menjadi alasan mengapa seorang jurnalis tidak boleh melupakan ID Card-nya. Bahkan kartu ini harus selalu disimpan di dalam dompet.

ID Card wartawan hanya sarana untuk menunjukkan kalau Anda memang seorang jurnalis yang resmi. Bukan untuk digunakan demi melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum. Seperti memeras nara sumber, merilis berita yang hoax dan lain sebagainya.

5. Komputer atau Laptop

gadget dan aksesori teknologi - laptop wartawan potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Jika profesi Anda sebagai seorang wartawan tentunya perlengkapan seorang jurnalis berikutnya harus dipersiapkan. Yaitu, komputer atau laptop. Dua perangkat inilah yang akan dijadikan sebagai alat untuk mengedit informasi mentah. Sehingga ketika sudah selesai, bisa langsung diunggah sebagai berita yang layak baca.

Baca Juga  Rekomendasi Channel Youtube Edukatif untuk Anak-Anak

Artinya, ketika informasi masih sebatas kiriman dari nara sumber, maka jangan dulu dijadikan berita umum. Tetapi lakukan editing terlebih dahulu, tanpa harus menghilangkan esensi dari informasi. Dan harus juga dipastikan tidak memasukkan opini pribadi di dalam berita tersebut. Perlu diketahui Ini tidak akan berhasil, jika si wartawan tidak mengeditnya di laptop atau komputer.

6. Surat Perintah Liputan

wartawan pada pertemuan terlambat - wartawan potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Terkadang seorang jurnalis akan diberikan surat perintah liputan dari media yang diampunya. Ini juga dijadikan dasar legalitas, kalau si wartawan diperbolehkan untuk mewawancarai nara sumber tertentu. Di dalam hal ini, ketika wartawan sudah memiliki ID Card dan surat perintah, maka dia terikat dengan kode etik dan hukum-hukum terkait jurnalistik.

Jika tidak ada surat perintah liputan, maka nara sumber memiliki hak untuk menolak diwawancarai. Karena dikhawatirkan, media wartawan tersebut tidak memiliki legalitas yang absah. Dan ini sangat beresiko untuk terjadi pemutarbalikan fakta. Atau si wartawan menulis berita tanpa memperhatikan kode etik jurnalistik-nya ().

7. Seragam Pers

jurnalis perang manusia dengan kamera - baju wartawan potret stok, foto, & gambar bebas royalti

Sejatinya, tidak ada larangan seorang wartawan bertugas menggunakan baju biasa selama masih sopan. Akan tetapi, jika memang ada seragam pers, maka lebih baik digunakan. Sehingga nara sumber menjadi tahu dari media apa si wartawan tersebut. Tanpa harus menanyakan dan tanpa harus meminta ID Card maupun surat perintah peliputan.

Bisa dipastikan setiap media memiliki seragam kerja atau seragam pers. Dan ini merupakan kebanggaan yang harus diapresiasi dengan cara dipakai saat bertugas. Sekalipun demikian, baju pers tidak digunakan untuk menyombongkan diri. Sekalipun wartawan merupakan profesi yang cukup diperhitungkan oleh masyarakat luas.

Menjadi wartawan adalah satu profesi yang bagus dan menantang terutama bagi yang hobi menulis. Sekalipun demikian, perlengkapan seorang jurnalis di atas, harus dipersiapkan terlebih dahulu. Karena ini akan membuat proses pencarian berita menjadi lebih mudah, tenang dan nyaman.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Publikasi Terkait Lainnya