Ada banyak alasan mengapa enggan menjadi konten writer. Padahal kerja lepas ini memiliki banyak kelebihan yang sangat prestisius. Salah satunya bisa meningkatkan kecerdasan berpikir sekaligus untuk mendapatkan finansial. Maka dari, alasan keengganan semacam ini tidak boleh ada di dalam jiwa calon-calon penulis.
Menjadi seorang konten writer memang bukan impian setiap orang. Apalagi sampai menjadi jaminan kebahagiaan di dalam kehidupan. Sekalipun demikian karya tulis bisa menjadi alat kebanggaan diri beserta menjamin popularitas. Untuk itu, silakan menjadi penulis, tetapi atasi dulu masalah keengganan di bawah ini:
1. Tidak Tahu Apa yang Akan Dituliskan
MasaIah bagi penulis yang pertama ialah tidak tahu apa yang akan dituliskan. Padahal jutaan informasi diserap pikiran setiap saat dan semuanya bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Alasan semacam ini sudah klise dan paling sering disampaikan oleh seorang conten writer pemula. Seharusnya bukan “apa yang harus dituliskan” yang dijadikan pendapat, melainkan sampaikan “tuliskan semuanya”.
Perlu diketahui apa yang ada di alam ini sejatinya bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Namun yang dibutuhkan hanya motivasi Anda untuk bersedia menuliskannya saja. Jika motivasi ini tidak tersedia, tentunya sekalipun bahan tulisan di otak banyak, karya tetap tidak ada. Karena dianggap informasi tersebut kurang menarik, takut salah, tidak akan bagus dan selainnya.
2. Selalu Berpikir Tulisan Takut Salah
Sejatinya, tidak ada yang sempurna di alam ini apalagi seorang penulis. Makanya kesalahan merupakan hal yang niscaya selama itu dijadikan sebagai batu loncatan. Artinya ialah, seorang penulis harus berani salah semata demi menghasilkan karya tulis yang bagus. Jika di awal saja sudah takut salah, bisa dipastikan tidak mungkin ada karya tulis yang dihasilkan.
Mental takut salah ini telah menjadi momok laten bagi seorang konten writer. Bahkan, sekalipun sudah mulai menulis, kadang masih terhambat karena melakukan editing secara bersamaan. Inilah bahaya ketika beranggapan tulisan takut salah. Padahal yang benar adalah, biarkan sekalipun tulisan salah yang penting tulisan rampung terlebih dahulu.
3. Menulis Tidak Menjamin Kaya
Orang yang selalu menisbatkan pekerjaan sebagai sarana untuk mencari harta, tentu akan antipati terhadap aktivitas menulis. Karena bagi mereka, menulis itu tidak akan membuat diri kaya raya. Apalagi buku tidak begitu laris dikarenakan minat baca masyarakat yang kurang. Ini juga menjadi alasan yang mematikan hasrat seorang penulis untuk melahirkan karya.
Untuk itu, kalau Anda memang ingin menjadi penulis, kesampingkan terlebih dahulu kebutuhan finansial. Lebih baik fokus pada karya tulis yang sedang digarap sampai benar-benar mampu menulis dengan kualitas tinggi. Kalau karya tulis sudah bermutu, tentu popularitas dan bayaran akan datang dengan sendirinya. Apalagi kalau karya yang dihasilkan termasuk ke dalam karya best seller.
4. Menulis Membutuhkan Teori dan Teknik
Alasan enggan menjadi konten writer yang berikutnya ialah menulis membutuhkan teori dan teknik. Bagi penulis pemula, tentunya ini pendapat yang salah. Karena urusan teori dan teknik bisa dipelajari bersamaan dengan aktivitas menulis. Jika teori dan teknik dipikirkan di awal, Anda tidak akan bisa memulai aktivitas tersebut. Itu artinya, jangan harap Anda memiliki karya tulis yang akan dibaca oleh masyarakat.
Jika sudah senang menulis dan karya sudah ada, silakan mulai tingkatkan pengembangan diri di bidang kepenulisan. Caranya dengan membaca buku-buku teori menulis dari penulis terkemuka. Kalau urusan teknik, Anda cukup menulis setiap hari saja. Termasuk bersedia untuk melakukan koreksi dan revisi demi perkembangan karya berikutnya.
5. Menulis Membutuhkan Perangkat yang Mahal
Ada yang mengatakan untuk bisa menulis membutuhkan perangkat yang mahal, yaitu harus memiliki laptop dan komputer terlebih dahulu. Padahal, kalau masih belajar menulis, maka silakan tulis di kertas terlebih dahulu. Setelah itu ketik di warnet, atau pinjam ke keluarga supaya hasilnya lebih rapi.
Kalau ciri khas tulisan sudah bagus apalagi sudah bergabung dengan agensi penulis online, maka baru membeli perangkat. Dan ini wajar, karena tulisan yang Anda buat akan mendapatkan bayaran dari klien. Namun sebelumnya silakan banyak berlatih terlebih dahulu. Setelah itu, baru mencari klien yang siap untuk menampung tulisan-tulisan Anda.
6. Tidak Ingin Menjadi Seorang Penulis
Untuk menulis tidak harus menjadi seorang penulis. Dalam artian, siapapun Anda memang harus dituntut untuk hobby menulis. Apalagi yang berstatus mahasiswa, pegawai, konselor dan sejenisnya. Karena dengan menulis Anda memiliki kesempatan untuk memberikan informasi seputar bidang yang diampu dalam bentuk buku.
Yang dibutuhkan oleh Anda hanya keberanian untuk memulai menulis saja. ‘Dan ini membutuhkan motivasi yang tinggi terutama bagi penulis yang baru mau mencoba. Jika sudah mulai menulis, maka jangan berhenti. Tetapi, teruslah menulis sampai Anda benar-benar cinta terhadap aktivitas tersebut.
7. Harus Pintar Komputer
Jangan karena mengetik di komputer lalu itu dijadikan sebagai anggapan kalau menulis harus pintar komputer. Padahal, yang dibutuhkan hanya aplikasi Microsoft Word saja, yang tutorialnya sudah ada dan lengkap. Jadi untuk menjadi seorang penulis tidak harus menguasai komputer dan laptop. Karena yang perlu dikuasai adalah mental Anda sendiri yang mungkin enggan untuk menulis.
Alasan enggan menjadi konten writer atau penulis konten di atas telah menjadi biang masalah. Dan ini sangat riskan karena sebagian besar masyarakat pun juga malas untuk membaca. Akhirnya klop-lah dua penyebab hilangnya kecerdasan. Sekalipun pemerintah sudah menggalakkan program literasi masyarakat, tetapi kalau dua hal ini tidak dilakukan, semuanya hanya sia-sia.
Comment