by

Kehebohan Menjelang Acara Hari Kartini

Mpok Milah sedang sibuk mendandani anak semata wayangnya, Sherin, yang mau berangkat ke sekolah Taman Kanak-Kanak untuk merayakan acara Hari Kartini. Dia sengaja tidak mau membawa Sherin ke salon dan mendandaninya sendiri untuk menghemat biaya. Sejak kemarin Sherin sudah diajak ke tempat penyewaan baju nasional untuk memilih kebaya Kartini yang mau dipakai.

Sejak habis subuh acara dandan sudah dimulai. Kebaya Kartini langsung dipakai setelah wajah Sherin selesai dirias. Lumayan juga hasilnya, biarpun cuma bermodal dari tutorial di youtube. Jadi cakep banget, deh, si Sherin.

Matanya yang bulat sudah sudah ditambah dengan bulu mata anti badai, alisnya cetar dan ujungnya melengkung ke atas, ditambah eye shadow dua warna dengan efek bling-bling ala artis Korea. Pokoknya manglingin banget, deh. Mpok Milah tersenyum puas melihat hasil karyanya di cermin.

Karena terlalu lama dandannya, Sherin mulai uring-uringan dan tidak betah duduk terus. Apalagi perutnya lapar. Maklum, dari habis subuh sampe jam tujuh pagi belum selesai juga dandannya. Padahal acara dimulai jam delapan.

Mpok Milah masih sibuk membuat sanggul mini di kepala Sherin yang ternyata tidak gampang. Setelah setengah jam yang penuh perjuangan, akhirnya selesai juga itu sanggul. Itu juga berhasil setelah Sherin disogok dengan sebatang coklat dan sebungkus snack rasa micin, yang biasanya nggak boleh dimakan. Sherin sudah tidak sabar kepingin buru-buru makan itu jajanan, tapi dari tadi dilarang sama mamanya karena takut mulutnya jadi celemotan.

Sherin sudah siap-siap mau kabur waktu mamanya sadar kalau sanggulnya belum dikasih hair spray supaya kaku. Sayang juga kalau sudah didandanin capek-capek tapi rambutnya rusak terkena angin pas naik motor.

Baca Juga  Review Drama A Love So Beautiful Versi Korea: Tulusnya Cinta Seorang Remaja

Papanya yang lagi enak-enakan nunggu sambil ngopi dan baca koran di ruang tamu, akhirnya kebagian tugas juga untuk ngambil hair spray di kamar belakang. Selesai diambil, langsung deh buru-buru disemprotin ke seluruh kepala Sherin.

Mpok Milah jadi heran, kok udah disemprot terus tapi rambut Sherin belum kaku juga? Akhirnya itu hair spray disemprotin lagi berkali-kali. Sherin mulai marah karena matanya ikut kena semprot gara-gara tadi lupa disuruh merem.

Mpok Milah semakin bingung. Kenapa rambut si Sherin tetap belum kaku juga? Karena penasaran, baru deh dia memperhatikan tabung hair spray di tangannya. Pantas aja nggak bisa kaku! Di bagian tengah tabung, dibawah gambar perempuan cantik yang sedang mengangkat sebelah tangannya tinggi-tinggi, ada tulisan besar dengan warna hitam, “Doedorant Spray….”

**

Sherin yang udah cantik seperti putri keraton diantar sama papanya ke sekolah naik sepeda motor. Pas sudah hampir sampai ke pintu gerbang sekolah, Sherin yang ada di boncengan motor mulai uring-uringan, karena jalanannya macet dan semua kendaraan nggak ada yang bergerak. Padahal udah jam delapan dan sebentar lagi acara Hari Kartini akan dimulai. Anak-anak lain yang memakai berbagai pakaian nasional juga ikut tertahan di tengah kemacetan.

Papanya Sherin heran juga, tumben-tumbenan udah dekat pintu gerbang sekolah pakai macet sampai nggak bergerak begitu. Ibu-ibu yang mengantar anak dengan sepeda motor mulai mengomel bersahut-sahutan. Suara mereka sangat berisik, bercampur dengan suara klakson motor dan mobil yang saling berlomba. Beberapa orang turun dari motor untuk melihat sumber kemacetan.

Dari bapak-bapak yang sama-sama mengantar anak, papanya Sherin akhirnya tahu bahwa biang kerok penyebab kemacetan adalah sebuah mobil, yang sedang berusaha memutar balik setelah mengantar anak. Meskipun sudah dipandu oleh petugas parkir dan orang-orang lain, mobil itu belum berhasil juga memutar balik. Suara orang-orang menggerutu semakin ramai.

Baca Juga  Film Argantara, Film Adaptasi Wattpad Sekaligus Ajang Comeback Aliando Syarief

Dari arah belakang mobil, hanya terlihat pengemudi mobil tersebut yang berambut panjang sebahu. Para pengantar anak yang terhambat perjalanannya mulai saling berkomentar. Terjadilah keributan di antara mereka.

“Hadoooh… lama banget sih muter baliknya! Begini, nih, kalau perempuan yang nyetir mobil!” Seorang bapak berjaket hitam berkomentar.

“Oh… pantas! Emang begitu kalau emak-emak yang bawa mobil, mah” tambah bapak lainnya yang berbaju batik.

“Kalau mau belajar nyetir jangan di sini, dong! Bikin susah orang aja!” sambung bapak berjaket hitam.

“Eh… jangan sembarangan ngomong, ya! Belum tentu yang nyetir mobil itu perempuan!” Seorang ibu yang memboncengkan anak di belakang motor bapak berjaket hitam tadi mulai sewot. Dia tidak bisa melihat orang yang menyetir mobil.

“Iya, emang. Jangan asal nuduh! Situ juga belum tentu bisa nyetir!” tambah ibu lainnya yang berjilbab kuning.

Suara komentar-komentar semakin seru dan kendaraan tetap belum bergerak. Papanya Sherin semakin kesal tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Sebagian anak mulai menangis, mungkin merasa gerah karena memakai pakaian nasional dan takut dimarahi guru karena terlambat.

Akhirnya, mobil biang kemacetan itu perlahan-lahan berhasil memutar balik. Orang-orang melihat ke arah pengemudi mobil itu. Dari kaca depan mobil yang terbuka terlihatlah pengemudinya yang ternyata adalah … seorang pria gondrong dengan kumis tebal dan lengan penuh tato. Ibu-ibu yang tadi sibuk mengomel langsung berkata, “Tuh, kaaan…bukan perempuan yang nyetir. Makanya jangan asal nuduh!”

Bapak berjaket hitam yang penasaran langsung mendatangi pengemudi mobil tersebut dan mengajaknya bicara.

“Waaah… kirain emak-emak. Masa putar balik aja sampai segitu lama. Padahal jalanannya lebar, lho. Anak-anak jadi terlambat semua ke Acara Hari Kartini. Emang siapa, sih, yang ngajarin nyetir?”

Baca Juga  7 Pertanda Kucing Merasa Nyaman dan Bahagia dengan Pemiliknya

Pria bertato menatap wajah si bapak dan menjawab dengan suara bergetar,” I-ibu saya, Pak….”

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Publikasi Terkait Lainnya