Kamu pasti sudah tahu kalau manusia adalah makhluk sosial. Itulah salah satu alasan yang membuat seseorang merasa senang dan bahagia ketika berkumpul dengan keluarga, teman, ataupun bergabung dalam suatu kelompok untuk melakukan hobi yang sama dengan para anggota kelompok tersebut. Ya, sejatinya manusia memang perlu berinteraksi satu sama lain.
Setiap orang perlu belajar menempatkan dirinya dengan baik dalam berbagai interaksi yang melibatkannya. Hal ini pasti tidak mudah karena setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Salah satu hal yang perlu dipelajari adalah self-monitoring, yaitu kemampuan mengontrol citra diri pada saat berada di ruang publik pada berbagai situasi sosial. Jika seseorang memiliki self-monitoring tinggi, maka dia termasuk pada golongan social chameleon atau berkepribadian bunglon.
Seperti apakah sisi unik orang yang termasuk dalam golongan social chameleon? Simak uraian berikut. Apakah kamu termasuk orang yang memiliki salah satu atau semua sisi unik tersebut?
1. Perubahan Kepribadiannya Seringkali Mengejutkan Orang Lain
Pada umumnya, seseorang dapat memiliki lingkaran pertemanan yang berbeda, bahkan sangat bertolak belakang dengan kepribadiannya. Terkadang hal ini dapat menimbulkan situasi canggung bagi dirinya. Misalnya, seorang yang pendiam berada dalam sekelompok orang yang suka berbicara. Alhasil, situasi tersebut akan mendatangkan ketidaknyamanan bagi si pendiam.
Lain halnya dengan orang yang memiliki sisi social chameleon. Dia akan mengubah kepribadiannya sesuai dengan situasi atau kelompok tempat dia berada. Perubahan kepribadiannya ini seringkali mengejutkan orang lain. Si A yang biasanya dikenal tidak banyak bicara, tiba-tiba berubah menjadi aktif berbicara dan pandai memeriahkan suasana. Atau, si B yang biasanya jutek, tiba-tiba menjadi penuh belas kasih ketika berada dalam acara amal.
2. Memiliki Perasaan Takut Diasingkan
Ada orang yang pada akhirnya tidak menjadi dirinya sendiri dikarenakan takut tidak diterima, takut dianggap tidak gaul, takut dianggap berbeda, dan takut diasingkan oleh orang lain atau kelompoknya. Akibatnya, dia ikut-ikutan menyamakan pendapat atau menyeragamkan sikap ketika terjadi pembicaraan penting dalam grup.
Padahal, mungkin saja dia mempunyai pendapat yang berbeda. Dia sering mengambil “jalan aman” dengan seolah tidak memihak pada apa atau siapa pun. Dalam situasi-situasi tertentu, dia akan dituduh sebagai orang yang “plin plan” alias tidak memiliki pendirian.
3. Social Chameleon Tidak Sama dengan Orang Berkepribadian Fleksibel
Selain istilah social chameleon, dalam interaksi sosial dikenal juga istilah “pribadi yang fleksibel”. Kedua istilah ini terkesan sama artinya. Padahal, artinya berbeda.
Orang berkepribadian fleksibel adalah pribadi yang mampu menempatkan dirinya dalam berbagai situasi. Dimana dalam situasi itu, dia mengembangkan kemampuannya dalam membaca isyarat-isyarat sosial. Dia mengubah perilakunya dengan tujuan “menyesuaikan diri”, untuk situasi sosial tertentu agar dapat mengesankan orang lain tanpa kehilangan identitas dirinya. Orang berkepribadian fleksibel akan menyesuaikan kepribadiannya, karena dituntut keadaan tanpa harus mengubah prinsip hidupnya sendiri.
Adapun orang berkepribadian social chameleon akan mengubah kepribadiannya sesuai dengan tempat dia berada. Seperti seekor bunglon, jika berada di tanah dia akan berwarna cokelat-kehitaman, jika melekat pada dedaunan dia akan berwarna kehijauan.
Mekanisme perubahan warna tersebut, disebabkan karena adanya zat nanokristal di permukaan kulit bunglon yang dapat memantulkan cahaya. Warna dari cahaya yang terpantul ini ditentukan oleh ruang dinamis antar-nanokristal tersebut. Hal ini pun juga mempengaruhi pigmen warna asli kulit bunglon yang terlihat oleh mata makhluk lainnya.
Pada dasarnya, orang berkepribadian social chameleon memiliki tujuan yang sama dengan orang berkepribadian fleksibel, yaitu agar dapat diterima dalam lingkaran sosial tertentu. Namun, orang berkepribadian social chameleon sering tanpa disadari mengkamuflase kepribadiannya sesuai dengan yang disukai oleh kelompok. Akibatnya, dia tidak memiliki kepribadian yang solid. Dia akan merefleksikan dirinya, persis dengan apa yang diinginkan lawan komunikasinya. Hal ini merupakan manifestasi dari ketidakmampuannya dalam membangun rasa stabil diri.
4. Biasanya Dikenal sebagai Orang Berkepribadian Ramah
Orang berkepribadian social chameleon mampu menyesuaikan diri dan tampil sebagai sosok yang ramah. Dia juga sangat mudah berbaur dengan berbagai situasi sosial. Dia mengerti cara menempatkan diri dengan baik, bahkan mampu memahami perasaan orang lain.
Hal inilah yang membuat mereka mampu berperilaku, bersikap, dan berbicara kepada orang lain dengan baik. Tidak sedikit orang yang ingin memiliki kepribadian social chameleon supaya mampu menyesuaikan keadaan.
5. Dikenal Mampu Menghidupkan Suasana, Bahkan Menjadi Pemimpin
Seseorang yang memiliki kepribadian social chameleon sangat mudah diterima di berbagai lingkaran pertemanan. Dia pun pandai bergaul dan mengetahui cara berinteraksi agar suasana menjadi hidup. Seringkali sikap ramah orang berkepribadian social chameleon menjadikannya sebagai sosok pemimpin. Apalagi dia seringkali tampak memiliki kharisma dan mampu berkomitmen.
Pada kenyataannya, si social chameleon terkadang mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan dan komitmen ketika bekerja.
6. Memiliki Sisi Berbahaya
Orang yang berkepribadian social chameleon memang terlihat sebagai pribadi yang menyenangkan bagi orang lain. Akan tetapi, ada juga sisi berbahayanya. Seorang social chameleon terkadang mengalami ketidaksesuaian antara citra publik dan realitas pribadinya.
Terkadang dia pun bingung dengan identitasnya sendiri. Bahkan, orang lain juga merasa demikian karena mereka tidak tahu mana karakter asli dari si social chameleon. Dengan kata lain, dia tidak mempunyai sisi khas yang menggambarkan dirinya sendiri. Tidak jarang orang yang berkepribadian social chameleon mengalami krisis identitas, yang disebabkan perubahan kepribadiannya secara terus-menerus ketika menyesuaikan dengan sikap orang lain.
Itulah beberapa sisi unik si social chameleon. Jika kamu merasa dirimu memiliki kepribadian social chameleon, cobalah menyikapinya secara positif. Tidak selamanya menjadi bunglon berkonotasi negatif, kok. Kemampuan beradaptasi seperti halnya bunglon, sangat diperlukan. Berada di tempat yang baru tentu menuntut adaptasi yang cepat. Kamu dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan baru dan tatanan kehidupan yang baru jika kamu memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik. Akan tetapi, janganlah kemampuanmu beradaptasi membuatmu kehilangan jati diri.
Comment