by

Alasan Masyarakat Suka Ngabuburit Sore Hari di Bulan Ramadan

Ngabuburit sore hari atau jalan-jalan sore di bulan puasa, merupakan aktivitas yang tidak terlarang untuk dilakukan oleh masyarakat. Syaratnya, masyarakat melakukan kegiatan ini, tidak dalam rangka untuk bermaksiat kepada Allah. Apalagi ngabuburit biasanya bertepatan dengan bulan suci ramadan, bulan yang penuh berkah dan ampunan Allah.

Ngabuburit merupakan aktivitas masyarakat Indonesia menjelang berbuka puasa. Biasanya, mereka berkumpul di satu tempat yang indah seperti taman bersama seluruh keluarga, kerabat dan rekan. Tidak jarang, mereka pun berbuka puasa di tempat tersebut dan pulang setelah melaksanakan sholat magrib berjamaah.

Terdapat beberapa alasan mengapa masyarakat harus melakukan ngabuburit sore hari. Ulasan manfaat tersebut ada di bawah ini yang pembaca bisa membacanya sampai selesai. Ini dia alasan-alasan yang dimaksud:

1. Untuk Menikmati Keindahan Suasana Sore

Manfaat ngabuburit sore yang pertama adalah untuk menikmati keindahan suasana sore hari. Yang mana, waktu menjelang malam tersebut memiliki perbedaan suasana dengan waktu yang lain.

Seperti udaranya lebih sejuk, sinar matahari lebih temaram, angin lebih semilir dan selainnya. Tentu masyarakat lebih senang berada di luar rumah di suasana tersebut daripada berada di dalam rumah.

Apalagi sore di bulan ramadan biasanya sudah masuk ke musim kemarau, sehingga suasana hangat sore hari lebih terasa. Matahari juga bersinar redup dan masyarakat bisa memandangnya dengan leluasa karena tidak tertutup mendung. Suasana semacam ini lebih indah kalau di daerah pedesaan yang masih asri.

Untuk itu, kalau memungkinkan, ngabuburitnya tidak di jalanan. Tetapi coba jalan-jalan ke taman yang indah sekalipun hanya ke kebun di belakang rumah.

Ini yang akan membuat masa menunggu berbuka puasa menjadi lebih indah dan lebih khusu’. Apalagi kalau sampai bibir ini berucap syukur kepada Allah akibat keindahan alam ciptaannya yang sungguh luar biasa.

Baca Juga  7 Penyebab Hubungan Menantu dengan Mertua Tidak Harmonis
2. Mencari Menu Berbuka Puasa (Takjil)

Ketika sudah tiba bulan puasa, biasanya di setiap daerah membuka bazar ramadan di titik-titik tertentu. Tentunya, menu yang tersedia di bazar adalah menu untuk berbuka puasa atau takjil. Kriterianya beragam dari makanan berat, hingga camilan dan minuman dingin yang menyejukkan.

Pelaksanaan bazar ramadan biasanya sore hari dari jam 15.00 sampai menjelang adzan magrib. Makanya, ketika sudah tiba waktu tersebut, ribuan orang tumpah ruah di bazar berkeliling mencari menu untuk berbuka puasa. Artinya, mereka telah ngabuburit sembari melihat-lihat mungkin ada takjil yang memancing selera.

Ternyata ngabuburit semacam ini juga bisa mencegah rasa bosan terhadap menu berbuka tertentu. Apalagi di Indonesia terdapat aneka jenis kuliner yang lezat dan harganya murah meriah.

Hanya dengan ngabuburit di bazar ramadan, maka menu bisa berganti-ganti sehingga seluruh anggota keluarga bisa berbuka puasa dengan rasa gembira.

3. Ada Kesempatan Berbagai Riski

Sudah menjadi kebiasaan di Indonesia, kalau setiap sore hari ada sebagian orang yang bagi-bagi takjil di jalanan. Tentunya, ini cara ngabuburit yang bagus daripada hanya sekadar berjalan-jalan saja. Paling tidak, ada ibadah sosial yang terpenuhi yang kalau niatnya ikhlas juga bakal berbuah pahala.

Untuk itu, silakan ajak seluruh keluarga, komunitas, teman kantor dan selainnya untuk ngabuburit sembari bagi-bagi takjil. Untuk dananya bisa urunan atau langsung sumbangan takjil untuk setiap anggota. Jadi, untuk kegiatan ini tidak perlu mahal, yang terpenting menu yang tersedia memang layak konsumsi.

Yang tak kalah pentingnya ialah lakukan bagi-bagi takjil asalkan tidak mengganggu lalu lintas. Alangkah bijaknya, masyarakat harus meminta izin terlebih dahulu kepada pihak terkait, sebelum mulai melakukan bagi-bagi takjil sembari ngabuburit.

Baca Juga  Sebagai Hiasan Hingga Bermanfaat untuk Kesehatan: Yuk Lebih Mengenal Daun Ivy!

Jangan sampai aktivitas mulia tersebut justru menjadi dosa karena telah mengganggu masyarakat pengguna jalan.

4. Untuk Menjaga Interaksi Sosial

Di bulan ramadan, interaksi sosial dengan masyarakat terutama di siang hari akan berkurang dibandingkan di bulan yang lain. Ini wajar karena sebagian masyarakat di waktu tersebut akan beristirahat di kantor maupun di rumah. Alhasil, jalanan di bulan ramadan saat siang hari benar-benar sepi.

Nah, dengan adanya kegiatan ngabuburit sore hari, maka interaksi sosial ini kembali muncul karena masyarakat mulai keluar dari rumah. Mereka berjalan-jalan sambil ngobrol bersama keluarga, tetangga dan teman sembari menunggu waktu berbuka puasa. Luar biasanya, sore hari di bulan ramadan ternyata sangat meriah dan ramai melebihi sore hari di luar bulan ramadan.

Tentunya interaksi semacam ini tetap positif selama tidak melanggar syariat dan hukum Indonesia. Kalau interaksinya dengan menggibah, tentu pahala ibadah puasa akan hilang berganti dengan dosa yang besar. Bagi si pelakunya hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, tetapi tidak akan merubah sikapnya yang seharusnya lebih baik akibat pelajaran saat berpuasa.

5. Sarana untuk Melakukan Kegiatan Positif

Daripada menonton televisi dan gosip yang tidak jelas sambil menunggu buka puasa, maka ngabuburit tentu lebih layak untuk dijalankan. Sebab, dengan ngabuburit banyak kegiatan positif seperti berolahraga, berinteraksi sosial, berbagi rizki, bersyukur akan keindahan alam dan selainnya.

Sekalipun demikian, ngabuburit harus dilakukan dengan tidak berlebihan. Artinya, jangan setiap sore melakukan ngabuburit karena masyarakat harus memprioritaskan pada kegiatan ibadah seperti mengaji, menghadiri majelis taklim, membaca buku-buku agama. Sedangkan ngabuburit hanya aktivitas untuk pengisi waktu luang saja.

Untuk itu, mari melakukan ngabuburit sore hari dan pastikan tidak untuk bermaksiat kepada Allah. Sehari saja Anda melakukan perbuatan dosa di bulan ramadan, maka dosanya berkali-kali lipat. Sebaliknya, satu saja kebaikan di bulan ramadan pahalanya juga berkali-kali lipat.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Publikasi Terkait Lainnya