by

11 Kisah Makanan Populer di Dunia, Wah Ternyata Ini Ceritanya!

Kalau sudah berbicara mengenai makanan, topik ini seolah tidak ada habisnya untuk dibahas, ya. Mulai dari resep makanan, cara mengolah makanan, seni dalam menata makanan, bagaimana cara memotret sajian makanan agar instgramable, dan sebagainya.

Nah, bagaimana dengan kisah makanan populer di dunia? Apakah kamu pernah membicarakannya juga bersama teman-temanmu? Ternyata, makanan populer di dunia memiliki berbagai kisah uniknya masing-masing. Mau tahu? Ini dia 11 kisah makanan populer di dunia.

1. Pizza, Dulu Diidentikkan dengan Penduduk Miskin

Pada akhir abad ke-18, pizza seperti yang dikenal sekarang muncul di Napoli, Eropa. Pada saat itu, Napoli merupakan salah satu kota terbesar di Eropa yang populasi penduduknya semakin meningkat. Banyak penduduknya yang miskin dan hanya sanggup membeli pizza dalam potongan-potongan kecil.

Pizza mulai naik kelas ketika pada tahun 1889 Raja Umberto I dan Ratu Margherita berkunjung ke Napoli. Mereka bosan dengan makanan harian dan meminta koki membuat makanan lokal. Sang koki menyajikan pizza aneka topping. Ratu menyukainya dan sejak itu pizza dinikmati oleh keluarga kerajaan dan bangsawan.

2. Rendang, Terkait dengan Tradisi Merantau

Rendang merujuk pada teknik memasak bernama marandang, yang berarti mengaduk masakan dalam waktu lama sehingga hasil masakan menjadi kering. Terciptanya rendang tak lepas dari pengaruh budaya India. Dulu, orang India banyak yang datang ke Minangkabau untuk mencari rempah. Sehingga tidak jarang ada beberapa masakan menggunakan rempah mirip rendang, seperti olahan kari dari India.

Jika dilihat dari sejarahnya, keberadaan rendang terkait tradisi marantau (merantau) dan budaya pandai besi di Minang. Orang Minang yang merantau akan dibekali rendang karena tahan lama. Selain itu, kuali besi yang digunakan untuk membuat rendang menandakan bahwa orang Minang sudah ahli membuat peralatan besi.

3. Mi, Simbol Panjang Umur

Makanan populer di dunia berikutnya adalah mi. Mi berasal dari Tiongkok dan sudah ada sejak masa Dinasti Han. Dinasti ini berkuasa dari tahun 206 SM hingga 221 M. Salah satu teknik pembuatan mi yang dikenal pada masa itu adalah teknik shuiyin, yaitu membuat mi dengan cara ditarik.

Pada masa Dinasti Tang, antara tahun 618 sampai tahun 907, mi disajikan sebagai makanan utama pada saat malam Tahun Baru Imlek. Selain itu, ada juga changshou mian atau shengri tangbing, yaitu mi yang dimakan pada saat hari ulang tahun sebagai simbol panjang umur.

Baca Juga  Resep Kreasi Olahan Bebek, Dijamin Empuk dan Enak! 
4. Keju, Dibuat di Dapur Khusus

Pembuatan keju pertama kali diperkirakan dimulai pada tahun 800 SM, pada zaman Yunani Kuno. Hal ini berdasarkan tulisan Homeros (Homer), seorang sastrawan Yunani. Dalam tulisan itu disebutkan bahwa penggagas keju adalah seseorang bernama Aristaeus.

Pembuatan keju semakin berkembang pada masa Romawi Kuno, Bangsa Romawi Kuno sudah memahami bahwa proses yang berbeda akan menghasilkan rasa keju yang berbeda pula. Pada masa ini, rakyat Romawi membangun dapur khusus keju yang terpisah dengan dapur biasa.

Ilmu pembuatan keju kemudian disebarkan ke daerah jajahan mereka, yaitu Gaul, yang sekarang dikenal sebagai Inggris dan Prancis. Tidak mengherankan jika sekarang hidangan di Inggris dan Prancis banyak yang berbahan keju.

5. Roti, Dulu Dibuat dengan Cara Diinjak-injak

Makanan populer di dunia selanjutnya adalah roti. Roti dianggap sebagai makanan tertua di dunia. Anggapan ini muncul ketika di Eropa ditemukan bebatuan penumbuk makanan yang di permukaannya terdapat residu tepung. Bebatuan tersebut diperkirakan berusia 30.000 tahun. Sejarah lain mengatakan bahwa roti pertama kali ditemukan di Mesir sekitar 12.000 tahun lalu.

Roti kemudian tersebar ke Eropa. Di Eropa, roti berwarna putih menyimbolkan kemewahan, roti berwarna gelap menyimbolkan kemiskinan. Hal ini dikarenakan roti putih dibuat dari tepung berwarna putih yang harganya mahal. Adapun roti berwarna gelap dibuat dari tepung berwarna gelap yang harganya murah. Pembuatannya pun sangat tradisional, yaitu adonan tepung, air, dan ragi diinjak-injak oleh budak agar tercampur rata. Setelah itu, roti dibakar dengan tungku kerucut.

6. Donat, Pernah Diiklankan sebagai Makanan Hits di Masa Depan

Catatan sejarah menunjukkan bahwa sejak pertengahan abad ke-19, orang Belanda yang pertama kali membuat donat menyebutnya dengan nama olykoeks atau “kue minyak”. Donat ini berbentuk bola-bola kue yang digoreng. Karena bagian tengah kue tidak matang secepat bagian luarnya, kue kemudian diisi dengan buah, kacang, atau isian lain yang tak perlu dimasak.

Namun, Hansen Gregory, seorang kapten kapal Amerika mempunyai ide lain. Dia membuat lubang di tengah bola adonan donat sebelum menggorengnya. Lubang tersebut membuat donat matang lebih merata.

Pada tahun 1920, seorang imigran di Amerika Serikat bernama Adolph Levitt menciptakan mesin donat otomatis pertama. Proses pembuatan donat otomatis tersebut ditampilkan di Pameran Dunia tahun 1934 di Chicago. The Fair kemudian mengiklankan donat sebagai “makanan hits masa depan”. Sejak saat itu, donut menjadi populer di seluruh negeri hingga sekarang.

Baca Juga  8 Makanan yang Baik untuk Perkembangan Otak, yuk Coba!
7. Sate, Resepnya Terinspirasi dari para Saudagar

Ada sejumlah versi asal-usul sate. Salah satunya, ada yang menyebutkan bahwa sate atau satay berasal dari istilah Tamil, yakni sathai. Istilah ini dipergunakan untuk menyebut potongan daging yang diasinkan, lalu dipanggang dengan tusuk kayu dan dicelupkan ke dalam saus khusus sebelum dimakan.

Cara mengolah daging tersebut kemudian menginspirasi kaum saudagar Tamil dan Gujarat untuk menciptakan kuliner daging bakar. Lalu, dibawalah resep itu ke Asia Tenggara, termasuk Nusantara. Sebelumnya, orang Jawa memasak daging dengan cara direbus. Setelah berinteraksi dengan kaum pedagang Tamil, Gujarat, Arab, dan Turki, mereka menjadi lebih suka membakar atau memanggang daging sebelum disantap.

8. Kebab, Konon Dibuat karena Kekurangan Minyak untuk Memasak

Kebab diperkirakan menyebar dari Persia ke seluruh Timur Tengah pada abad ke-8. Kala itu, kebab disajikan dalam bentuk bola daging ayam atau daging domba cincang. Pada abad ke-16, tentara Turki mulai mempopulerkannya ke seluruh dunia. Dalam sejarahnya, kebab pertama kali dibuat karena kurangnya minyak yang digunakan untuk memasak daging dalam jumlah besar.

Kebab dikenal dengan beragam sebutan, seperti kebap, kabab, kebob, kabob, kibob, kebhav, ataupun kephav. Secara umum, kebab mengacu pada berbagai hidangan daging panggang/bakar yang ditusuk menggunakan batang besi.

Daging kebab dipanggang dengan cara memutar, yang kemudian dikenal dengan nama doner kebab. Doner, dalam bahasa Turki berarti “memutar”. Setelah matang, daging tersebut diiris dan diisi ke dalam roti bersama isian sayur-mayur serta saus.

9. Hamburger, Disimpan di Bawah Pelana Kuda

Beberapa catatan sejarah menyebutkan bahwa sajian serupa hamburger sudah pernah hadir di masa peradaban Romawi, tepatnya pada abad ke-1 M. Pada saat itu, hidangan ini bernama isicia omentata. Sajiannya berupa cincangan daging sapi halus yang ditambah beberapa kacang-kacangan seperti kacang pohon pinus.

Teori lain menyebutkan bahwa prajurit Mongol pada abad ke-13 M terbiasa membawa perbekalan daging sapi mentah yang disimpan di bawah pelana kuda. Karena terhimpit di antara pelana, daging menjadi pipih bahkan lumat ketika hendak disantap. Kemudian, hidangan daging ini terbawa sampai ke Rusia, sehingga menjadi sajian bernama steak tartare.

Beberapa tahun kemudian, para pelaut membawa steak tartare ke pelabuhan Hamburg di Jerman. Dari Pelabuhan Hamburg ini, akhirnya rakyat Jerman memutuskan untuk membentuknya menjadi hidangan tersendiri yang dinamakan Hamburg steak. Nama “hamburger” konon tercipta dari sini.

Baca Juga  5 Olahan Unik dan Lezat Dari Kayu Manis yang Patut Dicoba!
10. Sosis, Campuran yang Dimasukkan ke Dalam Usus Hewan

Kurang lebih 4.000 tahun yang lalu terdapat catatan sejarah mengenai sosis. Sosis tersebut bernama lup cheong, berasal dari Tiongkok. Lup cheong terbuat dari daging domba dan daging kambing yang diberi garam, kemudian dibumbui dengan merica, jahe, saus kacang, dan daun bawang.

Nama sosis berasal dari kosakata dalam bahasa Latin, yaitu salsus yang memiliki makna diasinkan atau diawetkan. Para pembuat sosis tradisional mengasinkan campuran sisa daging, lemak, dan jeroan untuk diawetkan. Campuran ini dimasukkan ke dalam usus hewan yang sudah dibersihkan, sehingga menghasilkan bentuk silinder seperti yang dikenal sampai saat ini.

11. Sushi, Harganya Sama dengan Pungutan Pajak ke Negara

Makanan populer di dunia yang terakhir dibahas adalah  sushi. Cikal-bakal sushi modern muncul pada zaman Edo sekitar tahun 1600 – 1800 di Jepang. Pada zaman ini ikan dan sayur ditaruh di atas nasi dengan ukuran cukup besar, kira-kira sebesar onigiri. Pada awal kemunculannya, sushi adalah makanan yang sangat mahal, kira-kira sama dengan pungutan pajak ke negara. Ketika itu, sushi juga disantap dengan tangan lagsung, tanpa bantuan sumpit.

Jauh sebelumnya, sushi dibuat menggunakan metode narezushi. Narezushi merupakan pengawetan ikan dengan cara menaruh ikan di atas nasi asin, kemudian dibungkus dengan daun. Melalui proses pembungkusan tersebut, ikan akan mengalami fermentasi sehingga ikan tetap layak makan walau disimpan dalam waktu lama. Pada awalnya, nasi asin pada narezushi akan dibuang dan hanya ikannya yang dimakan.

Itulah 11 kisah makanan populer di dunia. Dari berbagai kisah ini, kita jadi tahu bahwa sebelum menjadi terkenal, makanan-makanan tersebut memerlukan proses yang tidak sebentar. Begitupun dengan manusia. Selalu ada waktu untuk meraih kesuksesan dan ketenaran, asalkan sanggup berkomitmen untuk disiplin dan pantang menyerah. Tentu saja semuanya dilakukan dengan cara-cara yang positif.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Publikasi Terkait Lainnya