Kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menyebabkan segala sesuatu dapat diselesaikan dengan cara-cara yang mudah. Dampak positifnya adalah memberikan kenyamanan dan cara-cara baru bagi manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Di samping memberi banyak dampak positif, kemajuan teknologi juga memberi dampak negatif yang tak kalah banyak. Di antaranya adalah tumbuhnya sikap anti sosial, maraknya penipuan online, pelanggaran hak cipta, ujaran kebencian, pornografi, dan tayangan kekerasan.
Tak hanya memberi dampak negatif, kemajuan teknologi juga membuat banyak pekerjaan yang sebelumnya di lakukan oleh manusia, telah digantikan oleh mesin atau robot. Berikut adalah 10 pedagang dan penjual jasa keliling  yang sudah nyaris hilang karena kecanggihan teknologi.
1. Tukang Patri
Tukang patri menawarkan jasanya dengan berkeliling di daerah perumahan sambil membawa peralatan yang dipikul. Sebelah tangannya memegang rencengan seng tebal, yang jika digoyangkan akan berbunyi sebagai penanda kehadirannya.
Pekerjaannya adalah memperbaiki alat-alat rumah tangga yang rusak, seperti menambal panci yang bocor, dandang, wajan, atau ceret. Cara bekerjanya dengan memanaskan alat patri lalu disentuhkan ke timah meleleh, kemudian ditempelkan ke barang yang bolong. Tindakan patri ini dapat diartikan sebagai teknik pengelasan atau penyambungan logam.
Dengan semakin canggihnya peralatan masak zaman sekarang, maka jasa tukang patri semakin kurang dibutuhkan. Apalagi saat ini juga telah ada sejenis lakban untuk penambal panci bocor yang tahan panas dengan harga murah.
2. Tukang Gali Sumur
Di masa lalu, orang-orang menggali sumur secara manual dengan memakai peralatan seperti cangkul, linggis, atau sekop. Tukang-tukang gali sumur berkeliling untuk menawarkan jasa mereka. Cara ini memerlukan waktu yang jauh lebih lama daripada menggali sumur dengan mesin bor.
Tukang gali sumur di zaman sekarang yang lebih dikenal dengan tukang pantek, sudah sangat jarang menggunakan cara-cara manual. Mereka menggunakan mesin bor sumur yang menggunakan listrik. Jasa mereka pun dapat dipesan dengan mudah secara online.
3. Tukang Buang Puing
Di masa lalu, jasa untuk membuang puing-puing bekas pembongkaran bangunan ditawarkan oleh tukang buang puing yang berkeliling dengan memikul dua buah pengki. Biasanya mereka berjalan berdua atau bertiga. Puing-puing bangunan akan mereka bawa dengan pengki ke tempat pembuangan. Tentu saja cara ini memakan waktu yang lama dan menghabiskan tenaga.
Saat ini jasa pembuangan puing dapat dipesan secara online dan dilakukan dengan mobil bak terbuka.
4. Tukang Pijat Keliling
Tukang pijat yang menawarkan jasa dengan berkeliling di daerah perumahan sudah sangat jarang kita jumpai pada saat ini. Sebagian besar dari mereka adalah tuna netra, yang berjalan dengan membawa tongkat dan memegang alat yang mengeluarkan bunyi.
Mereka juga membawa minyak urut dan alat pijat sederhana dari kayu. Seiring dengan kemajuan zaman, maka kita dapat memesan jasa tukang pijat secara online sehingga keberadaan tukang pijat keliling semakin tak dibutuhkan.
5. Tukang Koran
Seiring dengan kemajuan zaman yang menyebabkan kita bisa mendapatkan informasi dengan mudah melalui media online, dengan hanya bermodalkan kuota internet, maka keberadaan media cetak seperti koran dan majalah sudah semakin tergeser. Omzet penjualan tukang koran dan majalah pun menurun secara drastis.
Jumlah mereka yang sedikit masih terselamatkan oleh orang-orang yang lebih suka membaca koran atau majalah cetak, karena ulasan yang lebih lengkap dan terperinci atau karena keterbatasan jaringan internet.
6. Tukang Servis Payung
Mungkin tak banyak orang yang tahu bahwa payung yang rusak dapat diperbaiki oleh tukang servis payung. Perbaikan meliputi penyambungan kawat-kawat penyangga payung yang patah, mengganti benang pengikat kerangka besi dengan kawat, mengganti pentol plastik pada ujung kawat, atau mengganti kain payung yang rusak. Biaya servisnya bervariasi, tergantung dari kerusakan, mulai dari lima ribu hingga dua puluh ribu rupiah.
Saat ini, jika ada payung yang rusak, orang-orang lebih memilih untuk membeli payung baru daripada memakai jasa tukang servis payung karena banyak payung yang berharga murah. Padahal, payung yang telah diservis akan jauh lebih kuat daripada membeli payung baru yang belum tentu kuat. Tukang servis payung pun harus rela menjadi salah satu dari pedagang dan penjual jasa keliling yang nyaris hilang, karena perkembangan zaman.
7. Tukang Abu Gosok
Abu gosok yang merupakan limbah pembakaran kayu, tumbuhan, atau sekam padi yang digunakan untuk membersihkan peralatan dapur yang berkerak, lengket, atau menghitam seperti wajan atau panci. Penggunaannya bersama dengan sabun colek untuk mencuci piring. Abu gosok dijajakan dengan berkeliling oleh penjualnya yang mendorong gerobak berisi abu gosok. Biasanya tukang abu gosok ini juga merangkap tukang rongsokan yang membeli barang-barang bekas dari rumah-rumah.
Kehadiran sabun cuci piring cair yang digunakan bersama dengan kawat cuci piring, dapat membersihkan segala noda membandel para peralatan memasak sehingga abu gosok pun tidak lagi dibutuhkan.
8. Tukang Papan Penggilasan
Pada masa orang-orang masih mencuci pakaian dengan tangan, papan penggilasan merupakan benda yang selalu ada di setiap rumah. Benda ini terbuat dari papan kayu berukuran sekitar 60 x 40 cm dengan ketebalan sekitar 5 cm. Bagian atasnya bergelombang dengan gerigi-gerigi untuk menggilas pakaian. Pada perkembangannya, papan penggilasan ini juga dibuat dari plastik.
Penjual papan penggilasan yang dulu berjualan secara berkeliling dengan memikul barang dagangannya, sudah semakin jarang ditemui seiring dengan banyaknya orang yang menggunakan mesin cuci untuk mencuci pakaian. Kehadiran laundry kiloan dengan biaya murah dan waktu pengerjaan yang cepat juga semakin membuat orang malas untuk mencuci dengan tangan.
9. Tukang Gulali
Gulali adalah sejenis jajanan nostalgia yang sudah ada sejak zaman dahulu. Bahan untuk membuat gulali adalah gula pasir yang dicairkan lalu diberi pewarna makanan. Penjualnya menjajakan gulali yang ditempatkan ke dalam sebuah wajan lalu dipikul sambil berkeliling. Anak-anak yang membeli gulali boleh meminta penjualnya untuk membentuk gulali tersebut sesuai keinginan. Ada yang berbentuk bunga, dot bayi, sikat gigi, raket, hingga berbagai jagoan ala superhero lengkap dengan pedang dan jubahnya.
Pembeli juga bisa membeli berbagai bentuk gulali yang sudah jadi dan dilekatkan pada tusuk sate lalu dibungkus plastik. Seberapa banyak bentuk yang bisa dibuat tergantung dari kreativitas penjualnya. Melihat penjual gulali membuat berbagai bentuk yang menarik sangat mengasyikkan, sayang sekali penjualnya saat ini sudah semakin jarang dijumpai.
10. Tukang Es Serut Batok
Sebelum banyak alat penyerut es yang dijual seperti sekarang, penjual es serut menjajakan dagangan di depan sekolah- sekolah. Mereka membawa gerobak yang didorong yang sudah dilengkapi dengan alat penyerut es, yang terbuat dari kayu pipih berbentuk persegi panjang dengan pisau tajam di bagian tengah, seperti alat pengiris untuk membuat keripik.
Alat penyerut tersebut dipasang secara melintang pada gerobak. Sebuah balok es di letakkan di atasnya, lalu penjualnya menekan balok es tersebut dengan menggenggam semacam alat dari kayu yang berduri.
Ketika balok es digerakkan secara maju mundur, maka akan terbentuk serutan es yang ditampung di bagian bawah. Serutan es tersebut kemudian ditekan dengan dua buah cetakan dari batok kelapa sehingga menjadi padat. Sebuah tusukan sate ditancapkan ke dalam es serut  yang telah berbentuk bundar dengan ketebalan sekitar 2 – 3 cm. Es serut lalu disiram dengan sirup warna-warni dan susu kental manis.
Seiring dengan banyaknya es serut kekinian yang dibuat dengan alat-alat penyerut yang canggih, maka penjual es serut batok pun semakin sulit dijumpai.
Berbagai profesi yang keberadaannya tergerus oleh kemajuan teknologi akan semakin banyak di masa mendatang. Para ahli sudah meramalkan bahwa bukan hanya pedagang dan penjual jasa keliling yang akan hilang tetapi juga operator telepon, kasir, teller bank, hingga guru, dosen, dan pengacara.
Namun demikian, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengindikasikan terdapat beberapa keterampilan manusia yang tidak mudah digantikan oleh mesin, misalnya empati, kreativitas, dan keahlian analitis atas masalah yang bersifat kompleks. Oleh karena itu, agar menjadi sumber daya manusia (SDM) unggul di era teknologi saat ini, individu perlu mengasah kemampuan tersebut dengan terus memanfaatkan perkembangan teknologi.
betul sekali, kemajuan teknologi mengubah segalanya, bahkan bbrp profesi terpaksa hilang. Diantaranya tukang foto keliling, sepuluh tahun yll masih banyak tukang foto keliling yg mangkal di taman2 hiburan, bahkan ada juga yg secara rutin keliling kampung utk menawarkan jasanya.