Sejak adanya internet, akses masyarakat terhadap informasi menjadi lebih mudah. Itu artinya, sudah seharusnya kalau kecerdasan masyarakat juga ikut meningkat. Apalagi peran media online sudah terlihat dengan jelas sebagai simbol pertumbuhan literasi di masa depan. Tentunya, dinamika ini harus disyukuri terlepas dari sebagian pemberitaan yang kurang etis.
Jika media online memang memiliki peran penting terhadap peningkatan kecerdasan masyarakat di era digital, maka pertanyaannya ialah, peran seperti apa yang dimaksudkan. Soal ini harus dijawab sehingga kita menjadi sadar bahwa ada juga media di internet yang sejatinya memiliki nilai-nilai yang positif. Ini dia peran yang dimaksud:
1. Sebagai Corong Informasi
Di era digital semacam ini, profil media online memang layak untuk disoroti dikarenakan pertumbuhannya cukup pesat. Hingga detik ini, masyarakat bisa menemukan ribuan media online dengan mudah, sekaligus bisa mengakses informasi di dalamnya juga dengan lebih cepat. Maka menjadi wajar, kalau media online disebut sebagai corong informasi.
Karena adanya media semacam ini, maka muncul jargon “apa yang tidak ada di internet”. Adagium ini benar adanya, mengingat setiap jam bahkan menit, laman-laman tersebut selalu terisi berita-berita dan informasi terbaru. Sedangkan netizen tinggal membacanya saja lalu memahaminya supaya informasi tersebut masuk ke dalam pikiran.
2. Lahan Bagi Penulis Kreatif
Media online, tidak hanya berisi unggahan informasi yang berisi berita-berita saja. Tetapi di dalamnya juga ada tulisan-tulisan kreatif yang terkadang ditulis oleh penulis kawakan. Tulisan kreatif yang dimaksud, seperti puisi, cerpen, prosa, esai dan lain sebagainya. Itu artinya, sekarang masyarakat sudah memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan dengan baik.
Nah, bagi penulis kreatif, maka kesempatan ini harus diambil demi meningkatkan kualitas penulisan. Jika dulu, penulis harus membuat buku kalau ingin tulisannya dibaca oleh orang. Tetapi sejak adanya media online, sekali Anda menulis dan diposting, maka saat itu juga, ratusan bahkan ribuan pasang mata akan membacanya.
3. Simbol Keabsahan Informasi
Tidak dipungkiri, sejak adanya internet pula, banyak informasi-informasi yang muncul yang sejatinya tidak mengandung kebenaran dan keabsahan. Ini yang oleh kalangan netizen dikategorikan sebagai berita hoax. Ironisnya, informasi semacam ini cukup mampu menimbulkan kericuhan bahkan berpotensi memecah belah masyarakat.
Nah, media online sendiri harus menempatkan dirinya sebagai penanda keabsahan sebuah berita. Artinya, berita tersebut masih belum terkategorikan benar jika masih belum diunggah atau ditampilkan di media online. Namun syaratnya, media online apapun tetap memegang kode etik jurnalistik bukan justru menjadi penebar hoax itu sendiri.
Sungguh sangat ironis jika ada media online justru menjadi penyebar berita bohong. Media semacam ini, sejatinya tidak layak untuk dijadikan rekomendasi informasi. Lain daripada itu, pihak pemerintah yang terkait, juga harus menertibkannya sebelum penyesatan publik semakin parah.
4. Pioner Literasi Terdepan
Ada kebanggaan tersendiri dengan maraknya pertumbuhan media online di internet. Paling tidak muncul secercah harapan kalau literasi masyarakat Indonesia juga bakal meningkat. Namun syaratnya, media tersebut harus mampu menempatkan dirinya sebagai pioner literasi terdepan dengan memunculkan informasi yang layak baca.
Sebelum munculnya internet, ada perasaan was-was kalau teknologi ini hanya akan dijadikan alat untuk hiburan semata. Bahkan ada rasa takut kalau mental dan sifat masyarakat memburuk akibat konten-konten di internet yang tidak bermoral. Nah, dengan adanya media online, tentunya mempersempit ruang masyarakat untuk menonton hal-hal tersebut.
5. Menjadi Alat Kontrol Kebijakan
Peran media online yang berikutnya ialah menjadi alat kontrol kebijakan yang terbuka secara luas. Transparansi inilah yang harus dibanggakan dengan munculnya media-media tersebut di internet. Pasalnya, apapun kebijakan yang dirilis oleh kekuasaan, maka pada hari itu juga, informasinya akan tersampaikan dengan cepat ke ruang publik.
Untuk itu, pihak pemerintah harus lebih berhati-hati ketika merilis sebuah kebijakan tentang apapun. Karena jika ada kesalahan, maka tentunya kritis dan teguran akan bermunculan melalui media-media yang ada baik media berita maupun media sosial. Dan ini tidak salah selama kita masih menyepakati sedang hidup di alam demokrasi.
6. Ajang Berlatih Bakat Menulis
Sebagian besar media online yang ada di internet mengajak para netizen untuk menjadi kontributor di dalamnya. Tugasnya sederhana, yaitu selalu mengirimkan tulisan dan jika media online tersebut mempostingnya, maka si penulis akan mendapatkan imbalan. Untuk itu, keberadaan laman informasi ini bisa dijadikan alat untuk meningkatkan bakat menulis.
Sekalipun tidak dibayar, itu sudah cukup membanggakan karena tulisan tampil di media. Apalagi bagi penulis-penulis yang baru belajar. Kalau melihat dari sisi ini, memang seharusnya media online terus bertumbuh setiap saat. Karena pasti bersanding lurus dengan peningkatan minat masyarakat untuk hobi menulis.
7. Membuka Cakrawala Berpikir Masyarakat
Berpikir pendek dan licik kadang disebabkan oleh cakrawala berpikir yang juga sempit. Untuk itu masyarakat harus terus dicerdaskan dengan sebisa mungkin menghadirkan informasi-informasi berguna ke hadapannya. Dan semakin mereka mengonsumsi informasi tersebut, wawasannya juga akan semakin luas.
Mereka akan menyadari, bahwa sesungguhnya dunia ini cukup lebar tidak seperti yang disangkakan sebelumnya. Pandangan ini bisa dimiliki jika masyarakat membuka pikirannya untuk melihat keluasan dunia. Sehingga mereka tidak lagi bersikap dan bersifat yang lahir dari pemikiran-pemikiran sempit dan pendek.
Peran media online yang sudah dijelaskan di atas hendaknya diaktualisasikan secara nyata dan berkelanjutan. Untuk itu, para pemilik media, hendaknya sadar dengan peran dan fungsi tersebut sehingga pengelolaan medianya tidak keluar darinya. Dan perlu diketahui, media merupakan pilar demokrasi yang harus bisa bersuara banyak demi kecerdasan masyarakat.
Comment