Murid Baru

SMA Bintang Jatuh. Tidak asing kan dengan nama sekolah itu? Hari ini, pada detik ini, aku tiba di sana. Berdiri menghadap gedung setinggi tiga lantai yang berjarak nyaris lima belas

Kasih Ibu

Muka Khanza ditekuk kesal setiap kali wanita paruh baya itu menggelar dagangan di dekat gerbang masuk sekolahnya. Dari jendela kelasnya di lantai tiga, Khanza bisa melihat ibu tuna netra itu

Pacarku Unik Banget!

Suara gedebuk dari arah depan kelas sontak mengundang berpasang-pasang mata untuk menatap. Gelak tawa seketika membahana di kelas 10F, terutama cewek-cewek yang tak suka dengan ketenaran Vika. Pasalnya, lagi dan

Gadis Pilihan Gilang

Selly masuk ruang kelas dengan sejuta bunga yang bermekaran di dalam hati karena rasa cinta dan kekaguman yang mendalam terhadap Gilang Prayoga, lelaki sedingin kutub utara yang baru saja menerima

Topeng Monyet

Sutrisno memegangi kepalanya yang nyut-nyutan. Entah ke mana lagi dia harus mencari kerja. Pandemi COVID-19 lalu membuatnya dirumahkan dari pekerjaan sebagai buruh pabrik. Bekerja serabutan terpaksa dilakoni demi menafkahi istri

Pak Ogah

Evelyn memarkir sepeda motornya di tempat yang agak jauh dari tukang parkir. Gadis itu berharap bisa lekas melesat setelah selesai berbelanja nanti. Evelyn pun menarik lengan Zyca, sahabatnya, dengan sedikit

Pizza untuk Dee

“Aku heran sama kamu, kenapa kamu jadi sering pesen pizza? Kamu kan nggak suka pizza?” Nay memandang Dee dengan tatapan menyelidik. Sekotak pizza ukuran personal kembali tersaji di hadapannya. Ini

Cerpen Memoria: Reminiscence

Boston, Amerika Serikat, 14.39 PM. Kali ini gerimis turun menggantikan hujan. Kedua telinga yang tersumpal earphone yang volume musiknya disetting penuh, jelas saja membuatnya tuli akan keadaan di sekitarnya sore

Titik Terendah

Setiap malam, Khanza akan mengajak begadang hingga lewat pukul 12 malam. Tugas memberi ASI harus tetap saya lakoni meski lelah melumuri. Suami sebenarnya memberi dukungan. Dia sering ikut begadang padahal

Misteri Abarua

Sepasang retina Abarua menyusuri dinding-dinding yang menjulang kokoh. Bahkan tak ada ventilasi kecil sekedar untuk pergantian udara. Telapak kakinya kembali ngilu menjejak campuran semen yang dipoles sekenanya. Teralis besi kecil

Pejuang Garis Dua

Rasa sakit menjalari otot-otot perutku. Aku memejamkan mata erat, jemariku meremas seprei tempatku berbaring. Mencoba menahan diri untuk tidak mengaduh atau menjerit. Tangan kokoh itu terus bergerak menyusuri seputar perut,

Bukan Sekadar Warisan

Besok sulungnya harus membayar uang sekolah, tapi uang di dompet Surti tinggal selembar, berwarna hijau bergambar Oto Iskandar Di Nata. Uang itu akan digunakannya untuk belanja hari ini. Namun, apa

Menanti Persalinan

Jarum gerimis menghujani atap halte bus. Di bawah naungannya, dua anak pengojek payung sedang berdiskusi serius. Anak yang satu gundul sedangkan satunya berambut keriting. Mereka baru saja menemukan sebuah dompet.

Pertengkaran Ketiga belas

Belum lagi sembuh batin Anya atas luka yang ditorehkan oleh Viko, kekasih barunya yang terlihat begitu sempurna di awal kedekatan mereka, pertengkaran pun terjadi lagi, dan ini sudah tiga belas

PUPUS

Dari balkon lantai dua, Violet menatap langit. Tampaknya hujan belum tuntas meluruh. Biru angkasa tersaput awan kelabu. Bunyi menderum memecah kesunyian sore itu. Violet melihat benda kotak dengan empat kaki

Ambigu

KIKI Sore ini di kafe Beranda. Aku sedang memutar-mutar cangkir, seiring dengan berputarnya kenangan ke masa putih biru yang dipenuhi selaksa rindu. Nama itu—nama yang muncul sesaat setelah mengaminkan doa

Aku Mau Mama

Aku kesal setiap kali Mama mengantarku ke sekolah. Mama selalu menurunkanku di gerbang sekolah, mencium keningku, dan berpesan agar aku belajar yang pintar. Kemudian, Mama melajukan sepeda motor menuju ke

Madu untuk Istriku

“Apakah madu yang kuseduh tiap pagi untukmu lantas membuatmu balas menghadiahkan “madu” untukku?” Ingin rasanya aku menghentikan waktu dan melewati hari ketika suamiku mengatakan kalau dia akan poligami. Meski aku

Insecure

Suara musik berdentum kencang memekakkan telinga. Lagu romantis terus mengalun. Dua sejoli yang resmi mengikat janji suci tampak berbinar-binar di pelaminan. Beberapa orang tampak berbincang santai sembari menikmati hidangan yang

Pasta Gigi di Pijakan Kaki

Tahun 1992 di pinggiran Jakarta, ada satu pembuktian cinta suci yang disebut-sebut tidak memandang fisik dan penampilan lahiriah, sebab Safa berhasil mematahkan pendapat orang bahwa ia akan susah menemukan jodoh

Benalu

Lewat ekor mata, Boy menangkap Lita tengah menatapnya. Ia pura-pura asyik mengobrol dengan teman-teman lain semasa SMA dulu. Awalnya Boy tak berniat memenuhi undangan. Ia alergi dengan kata “reuni”. Baginya,